Ternyata Semua Hanya Tentang Sudut Pandang, Tentang Fokus Kita Yang Mana

Posted: 23 April 2016 in #NasihatGuruku, catatan riefu
Tag:, , , , , ,

Coba kamu bayangkan ada seorang peminta-minta di jalan. Kemudian, katakanlah ada seorang yang memberi sedekah kepada peminta-minta di jalanan. Jumlah yang ia berikan tidak sedikit untuk ukuran ‘pemberian’ kepada peminta-minta: Rp100.000. Ada yang melihat kejadian itu dan berujar sambil mencibir:

“Dasar tidak mendidik! Dengan memberikan uang sebanyak itu kepada orang tersebut sama artinya membiarkan dia bermalas-malasan.”

Namun, ada seorang lain yang berujar sambil memuji:

“Luar biasa mendidik. Orang itu mengajarkan contoh yang baik kepada orang-orang di sekitar bahwa sedekah itu jangan sedikit-sedikit. Dengan begitu langsung terbantu orang yang kuram mampu tersebut.”

Nah, loh? Kok satu kegiatan yang sama, satu kejadian yang sama sekali tidak berbeda, dinilai berbeda oleh dua orang berbeda? Jawabannya: Sudut pandang atau fokus.

Ketika kita berfokus pada bagian tertentu, yang akan terlihat adalah bagian tersebut dengan sangat jelas. Tetapi kalau kita mengubah sedikit saja sudut pandang kita, maka kita akan melihat ‘dunia lain’ yang bisa jadi sangat berbeda dari sudut pandang sebelumnya.

Sebut saja ada sebuah gelas dengan air setengah volume mengisi gelas tersebut. Pertanyaannya: apakah gelas itu setengah isi atau setengah kosong? Jawabannya: tergantung dari mana kita memandang. Keduanya benar, menurut sudut pandang tersebut.

Begitu juga dengan masalah dalam hidup. Kalau kita menganggap masalah hidup itu sebagai masalah, ya pasti dan pasti akan menjadi masalah. Tapi coba tengok orang-orang yang hidupnya menurut kita senantiasa dirundung kesulitan tapi senyum tak pernah berhenti terkembang dari mulutnya. Kenapa? Karena mereka tidak menganggap masalah hidupnya sebagai masalah. Mereka bersyukur, mereka bersabar, dan mengerti bahwa ujian tersebut adalah cara Tuhan untuk meningkatkan derajatnya di sisiNya.

Nah, bayangkan kalau kita dapat mengontrol fokus kita dengan benar. Maka kelak emosi yang tercipta nanti akan juga benar. Kalau emosi sudah benar,  keputusan-keputusan yang kita ambil juga akan cenderung benar. Kalau yang kita putuskan sudah benar, pasti tindakan-tindakan yang kita ambil juga akan benar. Dan, bukan sesuatu yang mengherankan jika hasil-hasil yang kita terima juga menjadi hasil yang benar. Begitu pun sebaliknya jika fokus kita salah. 🙂

Oleh karenanya, Teman, silahkan kamu tentukan fokus kamu sendiri. Pelajari sudut pandangmu. Banyak-banyak belajar dan perbanyak referensi agar semakin luas wawasan dan semakin bijak menyikapi permasalahan dalam hidup.

With Love.

Arif Rahman Igirisa.

 

Tinggalkan komentar