Menebar Manfaat Seperti Gardu Listrik.
Apa hubungan antara menebar manfaat dan gardu listrik? Sebenarnya secara langsung tidak ada. Saya hanya menganalogikan menebar manfaat seperti gardu listrik.
Analoginya begini:
Coba perhatikan gardu listrik. Kalau dia gardu untuk 10 buah rumah, gardu itu akan dilewati (baca: dapat jatah) listrik sebanyak yang diperlukan 10 rumah itu. Kalau 100 rumah, sudah barang tentu lebih besar lagi. Hubungannya dengan menebar manfaat?
Tentu ada.
Kalau kita menebar manfaat terhadap makin banyak orang, Allah akan ‘mempercayakan’ kepada kita kemampuan untuk berbagi sebanyak manfaat yang kita bagi.
Coba lihat orang yang sedekahnya rajin, kenapa rezekinya makin bertambah dan bertambah? Jawabannya karena Allah memberi dia jatah rezeki untuk dibagikan kepada orang banyak lewat dirinya.
Akhirnya, orang yang sedekah jadi makin kaya.
Sebaliknya, orang pelit bin kikir, dan dia tidak memberi manfaat kepada banyak orang, selalu saja ada alasan hidupnya menjadi sempit. Entah darimana dan bagaimana. Pokoknya dia akan merasa hidupnya tidak pernah cukup.
Akhirnya, orang pelit jadi makin sempit.
Sama halnya berbagi manfaat rezeki seperti itu, berbagi ilmu juga pasti demikian.
Coba perhatikan seorang guru. Kelihatannya, dia mengajarkan ilmu (baca: memberi ilmu). Padahal sebenarnya justru guru itu belajar jauh lebih banyak dari muridnya. Maka tidak heran bahwa mengajar adalah cara terbaik untuk belajar.
Akhirnya, guru malah jadi makin pinter. Kan? ^_^
Intinya, ketika kita berbagi, semakin luas, maka semakin luas pula ‘amanah’ berupa anugerah yang dititipkan kepada kita oleh Allah. Agar kita semakin bisa berbagi manfaat seluas-luasnya.
Teringat sebuah hadits:
Sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya bagi manusia yang lain.
Semoga kita tergolong orang-orang yang ‘dititipi’ anugerah kekuatan untuk berbagi manfaat yang luas bagi orang banyak. Aamiiin.
With Love.
Arif Rahman Igirisa.
Semoga bermanfaat,
Dan jangan share kecuali bermanfaat.