Tentang Impian: Harus Detail dan Spesifik

Posted: 24 Mei 2016 in #NasihatGuruku, artikelku, catatan riefu
Tag:, , , ,

Impian detail dan spesifik

Hallo, Semua. 🙂

Apa kabarnya?

 

Semoga terus sehat ya. ^_^

Semoga juga semua yang dicita-citakan akan terwujud. Yang ingin jadi ahli nutrisi, ahli kesehatan, pakar bisnis, entrepreneur, penulis, entertainer, ahli agama, dan lain sebagainya, semoga semuanya terwujud di waktu yang tepat yang telah ditentukan.

Kenapa perlu kata “ditentukan”?

Ya, karena memiliki impian, secara khusus harapan dalam doa, haruslah spesifik. Sekali lagi: SPESIFIK.

Maksudnya apa? Harus jelas kapan dan bagaimana harus terwujud.

Memiliki impian dan doa itu seperti mem-booking tiket pesawat. Katakanlah kita akan memesan sebuah tiket kepada travel agen. “Mbak, pesan tiket dong!” Pertanyaannya: apakah kita akan dapat tiketnya? Jawabannya: tentu tidak. Karena kita tidak mengatakan tujuan dan tanggal keberangkatannya. Kalau kita berkata dengan rinci dan spesifik seperti: “Mbak, saya mau memesan tiket ke Manado pada tanggal 26 Maret 2017, maskapai Garuda.” Nah, sudah barang tentu kita akan segera mendapatkan tiketnya.


Berdoa juga seperti itu. Kalau tidak spesifik, tidak akan terkabul sesuai keinginan kita.

“Ya Allah, aku ingin memberangkatkan orang tua berhaji.” pernah berdoa seperti ini dan belum terkabul? Iya, karena tidak kita sebutkan kapan tahunnya berangkat. Malaikatnya yang nyatet ‘bingung’ nanti. Hihihi.

“Ya Allah, aku mohon agar omset jualanku meningkat bulan depan.” Iya, betul terkabul setelah bulan depan. Ternyata omset bulan lalu Rp500.000 dan bulan ini Rp500.100. Jeder! Naik, tapi cuma Rp100. Hehe.

Kayak kamu menulis proposal kegiatan. Menawarkan sesuatu. Terus ketika ditanya: “Kapan acaranya?” terus kamu jawab: “Eh? Anu, Pak, nanti liat sikon dulu. Belum pasti.” nah, menurut kamu, apakah proposalnya akan dikabulkan atau digoalkan? Coba jawab sendiri.

Doa juga kayak gitu. Harus spesifik. Impianmu juga seperti itu. Harus detail.

Ingin jadi penulis dan menuliskannya di dreambook? Itu sudah bagus. Tapi jangan lupa menaruh tahunnya kapan. Ingin jadi dokter? Sudah bagus kamu menulisnya di kertas sebagai visualisi impian diri. Tapi jangan lupa menuliskan kapan.

Saya sendiri, ketika masih SMA menuliskan semua impian saya di sebuah buku. Salah satunya adalah jalan-jalan keluar negeri di tahun 2008. Dan ketika suatu saat saya menemukan buku tersebut, semua impian yang ada tahunnya, semuanya sudah terwujud. Namun saya segera menyesal kenapa dulu tidak menuliskan kapan untuk setiap impiannya. Karena semua impian yang tidak tertulis tahunnya, justru sebagian besar belum terwujud.

Tahu kapan impian akan terwujud, dalam arti goal dan impian kita itu kita tetapkan dengan spesifik kapan dan bagaimana, adalah salah satu bentuk keseriusan kita juga. Misalkan saja handphone kamu rusak dan akan diperbaiki di tempat servis handphone. Terus kamu tanya, “Mas, kalau boleh tahu kapan ya selesainya?” kalau dia bilang: “Oh ini sekitar 4 hari selesai.” itu tandanya dia serius. Kalau dijawab seperti: “Wah enggak tahu nih, nanti saya lihat-lihat dulu,” menurut kamu dia serius atau tidak? 🙂 Silahkan jawab sendiri.

Contoh lain, seorang wanita selalu menuntut keseriusan terhadap kekasihnya. Namun sering termakan rayuan gombal si lelaki yang berkata: “Suatu saat aku akan menikahimu.” Alah gombalnya basi banget. Coba tanyakan: “Kapan?” nah kalau dia jawabnya ba-bi-bu gak jelas, enggak tahu kapan, itu artinya dia enggak serius. #UdahPutusinAja. *Ups

Kalau dia berani bilang kapan bulan dan tahunnya, setidaknya itu adalah salah satu indikator keseriusan dia. Kalau enggak bisa jawab kapan, ya gitu deh, coba kamu jawab sendiri. Jangan kemakan gombal cap playboy. 🙂

So, sudahkah kamu menetapkan impianmu dengan spesifik? 🙂

With Love.

Arif Rahman Igirisa.

Nb.

Ingin mengobrol dengan saya? Silahkan ke facebook: Arif Rahman Igirisa, Ph.E.

Tinggalkan komentar