Kali ini saya akan bercerita tentang seorang anak di Panti Asuhan Assalaam Manado yang berumur 9 tahun kira-kira bernama Fitri. Kalau ditanya tentang namanya, “Fitli” kata dia. Lidahnya belum bisa dengan sempurna mengucap huruf  “R”.

Walau umurnya sudah 9 tahun, dia baru kelas 1 SD. Karena dia agak ‘unik’ saya mencari tahu bagaimana kondisi Fitri dari ketua Panti Asuhan (FYI: Sebutan nama “Panti Asuhan” di Indonesia kini berubah menjadi “LKSA Panti Asuhan”) Assalaam Manado, yaitu Ibu Mardiyah Baginda. Saya akrab memanggil beliau dengan “Kak Diya”.

Singkat cerita, Fitri termasuk golongan anak terlantar sehingga ia ‘dirumahkan’ di Panti Asuhan Assalaam Manado. Saya menggunakan kata sehalus mungkin ketika menulis ‘dirumahkan’. Kata Kak Diya, entah bagaimana nasib Fitri jika tidak segera diselamatkan oleh pihak Panti Asuhan.

Di lengan Fitri ada semacam bekas luka bakar seperti bekas dimatikan rokok. Kak Diya menduga bekas luka ini, ah, tidak, perlakuan kasar terhadapnya di masa lalu membuat dia trauma dan menghambat pertumbuhan mentalnya.

Mata Fitri agak juling, kulitnya sedikit gelap, dan rambutnya pendek bergelombang. Suaranya cempreng, dan aktif dalam bertanya. Walaupun kamu akan diajukan pertanyaan yang sama dan kadang kala gak nyambung.

Saya dan teman-teman lain memberinya dorongan moral dengan menjadi sahabatnya. Alhasil, Fitri menjadi dekat dengan seorang kawan, “Kak Adi” dipanggilnya oleh Fitri.

Sebuah cerita unik, ketika saya memanggil Fitri dengan: “Hey, Beautiful Fitli.. :)” dia tersenyum dan mendatangi saya. Tiba-tiba dia memukul saya dan berkata “Apa ini yang Kakak bilang-bilang? Fitli ndak mengelti.” Kami semua tertawa.

Berikut sudah saya siapkan video penampakan Fitri, eh? Emangnya hantu.

Cekidot. 🙂

Doakan Fitri agar menjadi anak yang kelak bermanfaat bagi bangsa, negara, dan agama ya. Semoga dia menjadi anak sholehah calon penghuni surga kelak. Aamiiin.

Udah dulu cerita kali ini. Nanti lain kali saya akan menceritakan tentang anak yang lain. 😀

With Love.

Arif Rahman Igirisa.

Tinggalkan komentar